Hubungan antara lirikan mata dengan daya ingat dibuktikan dalam sebuah penelitian di Montclair State University, Amerika Serikat. Prof Ruth Propper yang memimpin penelitian itu melibatkan sejumlah mahasiswanya sebagai partisipan dalam eksperimen kecilnya.
Para partisipan dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing diberi kacamata khusus agar hanya melirik ke arah tertentu. Kelompok pertama hanya bisa melirik ke arah kiri, kelompok kedua hanya bisa melirik ke kanan sedangkan kelompok ketiga hanya bisa melirik atas bawah.
Dengan kacamata tersebut, para partisipan diminta mencermati peta Amerika Serikat, lalu diminta mengingat-ingat sebanyak mungkin lokasi di dalam peta. Para ilmuwan lalu menyebut nama suatu tempat dan tugas para partisipan adalah menemukan tempat tersebut secepat mungkin di dalam peta.
Hasil analisis menunjukkan, kelompok partisipan yang hanya bisa melirik ke arah kanan mampu mengingat-ingat suatu tempat dengna lebih baik. Ketika diminta menemukan lokasi suatu tempat di peta, partisipan dalam kelompok ini bisa melakukannya 25 persen lebih cepat.
"Saat mata melirik ke kanan, hasil pemindaian dengan fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging) menunjukkan bahwa otak di sebelah kiri lebih aktif dibanding otak bagian kanan," ungkap Prof Propper seperti dikutip dari Menshealth.com, Selasa (29/11/2011).
Prof Propper menambahkan, fenomena ini disebut cross-wired, yakni meningkatnya aktivitas salah satu sisi otak ketika bagin tubuh pada sisi yang berlawanan sedang digunakan. Dalam hal ini, gerakan mata ke kanan berhubungan dengan aktivitas otak di bagian kiri.
Otak di bagian kiri selama ini dikenal sebagai pusat pengaturan bahasa dan percakapan. Karena itu jika bagian ini sedang lebih aktif, maka seseorang akan lebih mudah mengingat ucapan maupun hal-hal lain yang melibatkan kemampuan berbahasa, termasuk membaca tulisan.
sumber: detikhealth.com