Meleset.com - Penyakit menular seksual ada bermacam-macam, mulai dari sifilis, klamidia, gonore, hingga HIV. Dokter memiliki pendapat sendiri tentang siapa yang harus diuji untuk mendiagnosis penyakit menular seksual (PMS). Berikut ini adalah kelompok orang yang perlu melakukan tes penyakit seksual dan alasannya.
Berikut beberapa panduan dasar pengujian penyakit menular seksual Seperti dilansir Health.com, Rabu (14/12/2011):
1. Untuk orang yang aktif secara seksual
Tes HIV direkomendasikan untuk semua orang dewasa yang aktif secara seksual dan wanita hamil.
Tes urine telah tersedia untuk mendeteksi infeksi klamidia dan gonore, sehingga lebih mudah dilakukan dari sebelumnya. Beberapa dokter merekomendasikan tes rutin atas kedua infeksi ini jika orang tersebut masuk kategori berisiko.
2. Untuk usia di bawah 24 tahun
Menurut laporan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di AS pada tahun 2006, orang-orang muda berusia 15-24 tahun mewakili 25% dari populasi yang aktif secara seksual, tetapi mewakili hampir 50% kasus baru penyakit menular seksual.
"Remaja harus menjalani tes sekali setahun untuk memeriksa HIV, sifilis, klamidia, dan gonore," kata H. Hunter Handsfield, MD, profesor kedokteran klinis di University of Washington.
Tergantung pada perilaku seksualnya, pengujian dapat dilakukan setiap beberapa bulan atau setiap dua tahun pada kasus monogami. Chlamydia adalah tes yang penting bagi perempuan muda karena penyakit ini begitu umum dan begitu merusak.
"Penyakit menular seksual ini besar kemungkinannya menyerang seseorang namun tidak menunjukkan gejala-dan dan dapat melakukan banyak kerusakan," kata Dr Handsfield.
3. Untuk pria yang berhubungan seks hanya dengan perempuan
Kebanyakan dokter tidak mengetes pria heteroseksual atas kemungkinan penyakit menular seksual selain HIV, kecuali jika ada gejala penyakitnya.
Wanita mengalami masalah kesehatan lebih parah akibat HPV dan klamidia dan juga karena tes kesehatan untuk mendiagnosis penyakit menular seksual ini cukup menyakitkan.
Klamidia dapat mempengaruhi kesuburan pria juga. Untungnya, sekarang sudah ada tes urin yang tidak menyakitkan untuk klamidia dan gonore.
Mintalah tes ini ketika mengunjungi dokter. Tergantung pada aktivitas seksual, tingkat infeksi, dan tingkat kepedulian, pengujian untuk sifilis juga sebaiknya perlu dilakukan.
4. Untuk pria yang berhubungan seks dengan laki-laki
Pengujian HIV dan sifilis paling penting dalam kelompok ini karena tingkat infeksi dua penyakit ini paling tinggi pada laki-laki dengan pasangan seks laki-laki. Tergantung pada jumlah pasangan yang dimiliki, pengujian perlu dilakukukan lebih dari sekali setahun. Klamidia dan gonore juga lazim ditemui.
5. Untuk wanita
Selain diuji untuk HIV, semua wanita sebaiknya menjalani Pap smear tahunan untuk memastikan tidak ada potensi prakanker atau kelainan pada sel-sel leher rahim yang dapat disebabkan oleh HPV.
"Wanita berusia di bawah 26 tahun juga harus mendapat vaksinasi HPV," kata Dr Handsfield.
Dokter spesialis penyakit menular seksual di sekolah medis University of Washington Marrazzo Jeanne, MD, menyarankan agar wanita yang lebih muda menjalani tes klamidia tahunan.
"Jika punya banyak pasangan, ia sebaiknya lebih sering menjalani tes," tambah Jeanne.
Karena klamidia dapat dideteksi dengan tes urine sederhana, pemeriksaan panggul tidak diperlukan. Tes gonore juga dapat dilakukan pada saat yang sama, jika ada kekhawatiran infeksi.
Meleset.com | sumber: detikhealth.com